BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Bahan
bakar solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi
mentah bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih (Pertamina:
2005). Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis
mesin Diesel dengan putaran tinggi (diatas 1000 rpm). Minyak solar ini biasa
disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed
Diesel (Pertamina: 2005).
1.2.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari
Karya Tulis ini adalah untuk :
-
Mngetahui definisi solar
-
Mengetahui cara pengukuran Cetane
Number
-
Mengetahui apa itu Cetane Numer
-
Mengetahui cara meningkatkan
Cetane Number
1.3.
Rumusan Masalah
Bagaimana Mutu Solar Sebagai Bahan Bakar
Mesin Diesel?
1.4. Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah Studi Pustaka
1.5.
Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan berisi Latar Belakang,
Metode Penulisan, Sitematika Penulisan.
BAB 2 Pembahasan berisi landasan teori mengenai sifat
solar, karakteristik solar, cetane number, Emisi Gas Buang Solar
BAB 3 Penutup Berisi Kesimpulan dan Saran
BAB
II
Pembahasan
2.1.
Pengertian & Sifat Solar
Bahan bakar diesel biasa
juga disebut light oil atau solar, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang
telah di distilasi setelah bensin dan minyak tanah dari minyak mentah pada
temperatur 200 sampai
340. Sebagian besar solar digunakan untuk menggerkkan mesin diesel. Bahan bakar
diesel mempunyai sifat utama sebagai berikut.
·
Tidak berwarna atau sedikit
kekuning-kuningan dan berbau.
·
Encer dan tidak menguap dibawah temperatur normal.
·
Mempunyai titik nyala tinggi (40 C-100 C).
·
Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah
temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.
·
Mempunyai berat jenis 0,82-0,86.
·
Menimbulkan panas yang besar
(sekitar 10.500 kcal/kg).
·
Mempunyai kandungan sulfur lebih besar dibanding bensin.
Jenis Minyak Dieael
|
2.2
Syarat-syarat solar
Kualitas
solar yang diperlukan sebagai berikut.
Ø
Mudah terbakar
Waktu
tertundanya pembakaran harus pendek/singkat sehingga engine mudah dihidupkan.
Solar harus dapat memungkinkan engine bekerja lembut dengan sedikit knocking.
Ø
Tetap encer pada suhu dingin (tidak mudah
membeku)
Solar
harus tetap cair pada temperatur rendah sehingga engine akan mudah dihidupkan
dan berputar lembut.
Ø
Daya Pelumasan
Solar
juga berfungsi sebagai pelumas untuk pompa injeksi dan nosel. Oleh jarena itu
harus mempunyai sifat daya pelumas yang baik.
Ø
Kekentalan
Solar
harus mempunyai kekentalan yang memadai sehingga dapat disemprotkan oleh
injektor.
Ø
Kandungan
Sulfur
Sulfur
merusak pemakaian komponen engine, dan kandungan sulfur solar harus sekecil
mungkin.
Ø
Stabil
Tidak
berubah kualitas, tidak mudah larut selama disimpan.
3.
Karakteristik Solar
Karakteristik yang umum perlu
diketahui untuk menilai kinerja bahan bakar diesel antaralain viskositas, angka
setana, berat jenis, titik tuang, nilai kalor pembakaran, volatilitas,
kadar residu karbon, kadar air dan sedimen, indeks diesel, titik embun,
kadar sulfur, dan titik nyala.
1.
Viskositas
Viskositas adalah tahanan yang
dimiliki fluida yang dialirkan dalam pipa kapiler terhadapgaya gravitasi,
biasanya dinyatakan dalam waktu yang diperlukan untuk mengalir pada jarak tertentu.
Jika viskositas semakin tinggi, maka tahanan untuk mengalir akan semakin
tinggi.Karakteristik ini sangat penting karena mempengaruhi kinerja injektor
pada mesin diesel.Atomisasi bahan bakar sangat bergantung pada viskositas,
tekanan injeksi serta ukuran lubanginjektor. Viskositas yang lebih tingi akan
membuat bahan bakar teratomisasi menjadi tetesanyang lebih besar dengan
momentum tinggi dan memiliki kecenderungan untuk bertumbukan dengan dinding
silinder yang relatif lebih dingin. Hal ini menyebabkan pemadaman flame dan peningkatan
deposit dan emisi mesin.Bahan bakar dengan viskositas lebih rendah memproduksi spray
yang terlalu halus dantidak dapat masuk lebih jauh ke dalam silinder
pembakaran, sehingga terbentuk daerah fuel rich zone yang menyebabkan
pembentukan jelaga. Viskositas juga menunjukkan sifat pelumasan atau lubrikasi
dari bahan bakar. Viskositas yang relatif tinggi mempunyai sifat pelumasan yang
lebih baik. Pada umumnya, bahan bakar harus mempunyai viskositas yang
relatif rendah agar dapatmudah mengalir dan teratomisasi Hal ini dikarenakan
putaran mesin yang cepat membutuhkaninjeksi bahan bakar yang cepat pula. Namun
tetap ada batas minimal karena diperlukan sifat pelumasan yang cukup baik
untuk mencegah terjadinya keausan akibat gerakan piston yang cepat.
2.
Cetane Number / Angka Setana
Angka
setana menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menyala sendiri (autoignition). Nomor Cetane adalah ukuran kualitas pembakaran bahan bakar
diesel. Hal ini sering keliru sebagai ukuran kualitas bahan bakar. Cetane
jumlah sebenarnya ukuran keterlambatan penyalaan bahan bakar itu. Ini adalah
periode waktu antara awal injeksi dan mulai pembakaran (ignition) dari bahan
bakar. Skala untuk angka setana biasanya menggunakan
referensi berupa campuran antaranormal setana (C16H34) dengan alpha methyl
naphtalene (C10H7CH3) atau dengan heptamethylnonane(C16H34). Normalnya setana
memiliki angka setana 100,alpha methyl naphtalenememiliki angka setana 0,
dan heptamethylnonane memiliki angka setana 15. Angka setana suatu bahan bakar biasanya
didefinisikan sebagai persentase volume dari normal setana dengan campurannya
tersebut. Angka setana yang tinggi menunjukkan bahwa bahan bakar dapat menyala
padatemperatur yang relatif rendah, dan sebaliknya angka setana rendah
menunjukkan bahan bakar baru dapat menyala pada temperatur yang relatif tinggi.
Penggunaan bahan bakar mesin diesel yang mempunyai angka setana yang tinggi
dapat mencegah terjadinya
knocking karena begitu bahan
bakar diinjeksikan ke dalam silinder pembakaran maka bahan bakar akan langsung terbakar
dan tidak terakumulasi. Cetane nomor
seharusnya tidak dianggap saja ketika mengevaluasi kualitas bahan bakar diesel.
gravitasi API, BTU konten, kisaran distilasi, kadar stabilitas, sulfur dan
titik nyala semua sangat penting. Dalam cuaca dingin, titik awan dan titik
rendah temperatujre plugging filter mungkin faktor kritis.
Minimal tingkatan cetane yang dapat diterima untuk bahan bakar yang digunakan untuk engine diesel kecepatan tinggi umumnya 40-45.
Minimal tingkatan cetane yang dapat diterima untuk bahan bakar yang digunakan untuk engine diesel kecepatan tinggi umumnya 40-45.
§
Cara menentukan Nilai Cetane
Metode
optik untuk menentukan cetane number adalah uji ASTM D-613. Metode ini mengharuskan penggunaan mesin uji standar
industri yang dilengkapi dengan instrumentasi diterima dan dioperasikan di
bawah kondisi tertentu. Pada tes ini, rasio kompresi mesin adalah bervariasi
untuk bahan bakar uji sampel dan referensi nomor setana dikenal untuk
mendapatkan penundaan pengapian tetap. Rasio kompresi sampel bracked oleh
mereka dua bahan bakar referensi. Jumlah setana dari bahan bakar sampel
isdetermined dengan memperkirakan antara dua titik acuan bahan bakar.
§ Bagaimana Nomor Cetane Mempengaruhi Operasi Engine?
Tidak ada manfaat untuk menggunakan bahan bakar cetane jumlah yang lebih
tinggi daripada yang ditetapkan oleh pabrikan mesin. The ASTN Spesifikasi
Standar untuk Bahan Bakar Minyak Diesel (D-975) menyatakan. "Persyaratan
cetane number tergantung pada desain mesin, ukuran, sifat variasi kecepatan dan
beban, dan pada awal dan kondisi atmosfer Kenaikan jumlah setana atas nilai
sebenarnya tidak diperlukan material meningkatkan kinerja mesin. Jumlah
cetane tertentu harus sebagai serendah mungkin untuk menjamin ketersediaan
bahan bakar maksimal. " Kutipan ini menggarisbawahi imnportance matching
kebutuhan setana bahan bakar mesin dengan nomor setana.
Bahan bakar Diesel dengan nomor setana lebih rendah dari kebutuhan mesin
minimal dapat menyebabkan operasi mesin kasar. Mereka lebih sulit untuk
memulai, terutama dalam cuaca dingin atau pada ketinggian tinggi. Mereka
mempercepat pembentukan lumpur minyak pelumas. Banyak setana bahan bakar
meningkatkan mesin rendah deposito sehingga asap lebih, peningkatan emisi gas
buang dan memakai mesin yang lebih besar.
Menggunakan bahan bakar yang memenuhi persyaratan akan meningkatkan operasi
mesin mulai dingin, mengurangi asap selama start-up, meningkatkan ekonomi bahan
bakar, mengurangi emisi gas buang, meningkatkan daya tahan mesin dan mengurangi
kebisingan dan getaran. kebutuhan mesin bahan bakar ini diterbitkan dalam buku
pedoman operasi untuk setiap mesin tertentu atau kendaraan.
Kualitas bahan bakar dan kinerja keseluruhan bergantung pada rasio
parafinic hidrokarbon dan aromatik, kehadiran belerang, air, bakteri dan
kontaminan lainnya, dan ketahanan bahan bakar terhadap oksidasi. Ukuran yang
paling penting kualitas bahan bakar termasuk gravitasi API, nilai panas (BTU
konten), kisaran penyulingan dan viskositas. Kebersihan dan tahan korosi juga
penting. Untuk digunakan dalam cuaca dingin, titik awan dan suhu rendah filter
plugging point harus menerima pertimbangan serius. nomor Cetane tidak mengukur
salah satu karakteristik.
§ Aditif Peningkat Angka Setana Bahan Bakar Solar
Penggunaan
solar sebagai bahan bakar mesin diesel menghasilkan gas buang dengan
kandungan NOx, SOx,hidrokarbon dan partikulat-partikulat. Gas buang yang
dihasilkan oleh kendaraan di Indonesia masih
berada diatas baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Emisi
partikulat yangdikeluarkan oleh mesin diesel ini sangat berbahaya
dibandingkan dengan emisi yang dikeluarkan olehmesin berbahan bakar bensin. Hal
ini disebabkan karena partikulat yang dikeluarkan oleh mesin dieselmempunyai kadar toksisitas relatifpaling tinggi,
yaitu 106,7 dibandingkan dengan emisi CO yangmemiliki toksisitas
relatif=1[1]. Ukuran partikulat atau jelaga (PM-10) yang lebih kecil dari 10 μm
yangmenyebabkan mudah terhirup ke paru-paru bersama udara.Untuk mengurangi laju
polusi udara ini maka perlu dilakukan perbaikan pada mesin diesel
dan bahan bakar solar. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi emisi gas buang seperti NOx,SOx, dan partikulat adalah dengan
meningkatkan Cetane Number (CN) pada solar. CN yang tinggi berartiwaktu tunda
penyalaan lebih singkat. Bahan bakar diesel (solar) memiliki 3 jenis kategori,
yaitu [2,3]:1. Solar kategori I: memiliki CN minimum 48 dengan kandungan sulfur
maksimum adalah 5000 ppm.2. Solar kategori II: memiliki CN minimum 52 dengan kandungan
sulfur maksimum adalah 300 ppm.3. Solar kategori III: memiliki CN minimum 54
serta bebas kandungan sulfur.Untuk
meningkatkan CN dapat dilakukan dengan cara menambahkan aditif pada bahan
bakar solar. Aditif bahan bakar solar yang telah diproduksi secara
komersil adalah 2-Ethyl Hexyl Nitrate
(2-EHN) [3]. 2-EHN adalah senyawa organik yang memiliki gugus nitrat pada
ujung rantai karbonnya. 2-EHN digunakan karena tidak stabil secara termal dan
terdekomposisi dengan cepat pada temperatur yangtinggi pada ruang pembakaran.
Produk yang terdekomposisi membantu dimulainya pembakaran bahan bakar, dengan waktu penyalaan yang lebih
pendek dibandingkan dengan bahan bakar tanpa aditif.
3. Berat Jenis
Berat jenis menunjukkan perbandingan berat
per satuan volume, karakteristik ini berkaitan dengan nilai kalor dan daya
yang dihasilkan oleh mesin diesel per satuan volume bahan bakar. Berat
jenis bahan bakar diesel diukur dengan menggunakan metode ASTM D287 atauASTM D1298 dan mempunyai satuan kilogram per meter
kubik (kg/m3).
4. Titik Tuang
Titik
tuang adalah titik temperatur terendah dimana mulai terbentuk kristal-kristal
parafin yang dapat menyumbat saluran bahan bakar. Titik tuang ini dipengaruhi
oleh derajat ketidakjenuhan (angka iodium),semakin tinggi ketidakjenuhan maka
titik tuang semakin rendah.Titik tuang juga dipengaruhi oleh panjang rantai
karbon, semakin panjang rantai karbon makasemakin tinggi titik tuang.
Karakteristik ini ditentukan dengan menggunakan metoda ASTMD97.
5. Nilai Karbon Pembakaran
Nilai
kalor pembakaran menunjukkan energi kalor yang dikandung dalam tiap satuanmassa
bahan bakar. Nilai kalor dapat diukur dengan bomb kalorimeter kemudian
dimasukkandalam rumus : Nilai Kalor (kcal/kg)=
{8100 C + 3400 ( H – O/8)} : 100
Nilai
kalor H, C, dan O dinyatakan dalam persentase berat setiap unsur yang
terkandungdalam satu kilogram bahan bakar.
6.
Volatilitas
Volatilitas
adalah sifat kecenderungan bahan bakar untuk berubah fasa menjadi fasa
uap.Tekanan uap yang tinggi dan titik didih yang rendah menandakan tingginya
volatilitas.
7. Kadar Residu
Karbon
Kadar
residu karbon menunjukkan kadar fraksi hidrokarbon yang mempunyai titik
didihlebih tinggi dari range bahan bakar. Adanya fraksi hidrokarbon ini
menyebabkan menumpuknyaresidu karbon dalam ruang pembakaran yang dapat
mengurangi kinerja mesin. Pada temperatur tinggi deposit karbon ini dapat
membara, sehingga menaikkan temperatur silinder pembakaran.
8. Kadar Air
dan Sedimen
Pada negara yang mempunyai musim
dingin kandungan air yang terkandung dalam bahan bakar dapat membentuk
kristal yang dapat menyumbat aliran bahan bakar. Selain itu, keberadaan air
dapat menyebabkan korosi dan pertumbuhan mikro organisme yang juga dapat menyumbat
aliran bahan bakar. Sedimen dapat menyebabkan penyumbatan juga dan kerusakan mesin.
9. Indeks
Diesel
Indeks diesel adalah suatu parameter mutu penyalaan pada bahan bakar
mesin dieselselain angka setana. Mutu penyalaan dari bahan bakar diesel dapat
diartikan sebagai waktu yangdiperlukan untuk bahan bakar agar dapat menyala di
ruang pembakaran dan diukur setelah penyalaan terjadi. cara menentukkan
indeks diesel dari suatu bahan bakar mesin diesel dapatdihitung dengan
menggunakan rumus di bawah ini :
Indeks
Diesel = {Titik Anilin (oF) x API Gravity} : 100
Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa
nilai indeks diesel dipengaruhi oleh titik anilindan berat jenisnya.
10.
Titik Embun
Titik
embun adalah suhu dimana mulai terlihatnya cahaya yang berwarna suram
relatif terhadap cahaya sekitarnya pada permukaan minyak diesel dalam
proses pendinginan.Karakteristik ini ditentukan dengan menggunakan metoda ASTM D97.
11. Kadar Sulfur
Kadar sulfur dalam bahan bakar diesel
dari hasil penyulingan pertama (straight-run) sangat bergantung pada asal
minyak mentah yang akan diolah. Pada umumnya, kadar sulfur dalam bahan
bakar diesel adalah 50-60% dari kandungankandungan dalam minyak
mentahnya.Kandungan sulfur yang berlebihan dalam bahan bakar diesel dapat
menyebabkan terjadinyakeausan pada bagian-bagian mesin. Hal ini terjadi karena
adanya partikel-partikel padat yangterbentuk ketika terjadi pembakaran dan
dapat juga disebabkan karena keberadaan oksida belerang seperti SO2 dan
SO3. Karakteristik ini ditentukan dengan menggunakan metode ASTMD1551.
12. Titik Nyala
(Flash Point)
Titik nyala adalah titik temperatur
terendah dimana bahan bakar dapat menyala. Hal ini berkaitan dengan
keamanan dalam penyimpanan dan penanganan bahan bakar.
2.4. Emisi Gas Buang Solar
Polusi
udara oleh gas buang dan bunyi pembakaran motor Diesel merupakan gangguan terhadap
lingkungan. Komponen-komponen gas buang yang membahayakan itu antara lain adalah
asap hitam (angus), hidro karbon yang tidak terbakar (UHC), karbon monoksida
(CO),oksida nitrogen (NO) dan NO2. NO dan NO2 biasa dinyatakan dengan NOx (W
Arismunandar 2002 : 51). Namun jika dibandingkan dengan motor bensin,
motor Diesel tidak banyak mengandung CO dan UHC. Disamping itu, kadar NO2
sangat rendah jika dibandingkan dengan NO. Jadi boleh dikatakan bahwa
komponen utama gas buang motor Diesel yang membahayakanadalah NO dan asap
hitam.Selain dari komponen tersebut di atas beberapa hal berikut yang merupakan
bahaya ataugangguan meskipun bersifat sementara. Asap putih yang terdiri atas
kabut bahan bakar atau minyak pelumas yang terbentuk pada saat start dingin,
asap biru yang terjadi karena adanya bahan bakar yang tidak terbakar atau
tidak terbakar sempurna terutama pada periode pemanasan mesin atau pada beban
rendah, serta bau yang kurang sedap merupakan bahaya yang menggangu lingkungan.
Selanjutnya bahan bakar dengan Kadar belerang yang tinggi sebaiknya
tidak digunakan karena Akan menyebabkan adanya SO2 di dalam gas buang.Asap
hitam membahayakan lingkungan karena mengeruhkan udara sehingga
menggangu pandangan, tetapi juga karena adanya kemungkinan mengandung
karsinogen. Motor Diesel yang mengeluarkan asap hitam yang sekalipun mengandung
partikel karbon yang tidak terbakar tetapi bukan karbon monoksida (CO).
Jika angus yang terjadi terlalu banyak, gas buang yang keluar dari mesin
akan berwarna hitam dan mengotori udara.Menurut Nakoela Soenarta (1995: 39)
faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya jelaga atau angus pada gas
buang motor Diesel adalah
A. Konsentrasi
oksigen sebagai gas pembakar kurang
B.Bahan
bakar yang disemprotkan ke dalam ruang bakar terlalu banyak
C.Suhu
di dalam ruang bakar terlalu tinggi
D.Penguapan
dan pencampuran bahan bakar dan udara yang ada di dalam silinder tidak
dapat berlangsung sempurna.
Karbon
tidak mempunyai cukup waktu untuk bedifusi supaya bergabung
denganoksigenTerbentuknya karbon-karbon padat (angus) karena butir-butir bahan
bakar yang terjadisaat penyemprotan terlalau besar atau beberapa butir
terkumpul menjadi satu, maka akan terjadidekomposisi. Hal tersebut disebabakan
karena pemanasan udara pada temperatur yang terlalutinggi sehingga penguapan
dan pencampuran dengan udara tidak dapat berlangsung sempurna.Saat dimana
terlalu banyak bahan bakar yang disemprotkan maka terjadinya angus tidak dapat
BAB III
Penutup
3.1.
Kesimpulan
1.Bahan
bakar solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi
mentahyang berwarna kuning coklat.
2.Pengukuran kadar Cetane dapat dilakukan dengan uji ASTM D-613.
3.Angka
setana yang tinggi menunjukkan bahwa bahan bakar dapat menyala pada temperatur
yang relatif rendah, dan sebaliknya angka setana rendahmenunjukkan bahan bakar
baru dapat menyala pada temperatur yang relatif tinggi.
4. Cetane Number dapat ditingkatkan dengan menambahkan
zat aditif; salah satunya adalah 2-Ethyl Hexyl Nitrate (2-EHN)
3.2. Saran
1. Mernggunakan Bahan Bakar Dengan Cetane Number yang sesuai agar mesin
bekerja optimum
2. Rutin Membersihkan Deposit Kotoran pada mesin , sehingga mesin selalu
berada dalam keadaan optimum dan polusi dapat diminimalisir
3. Menjaga Solar dari kontaminasi air , pasir dan benda asing yang dapat
menimbulkan masalah
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar memberi pendapat yang berhubungan
Sampaikan pertanyaan anda apabilla ada yang ingin ditanyakan
Sampaikan Saran dan kritik yang membangun
• DILARANG Spamming
• DILARANG Menaruh link porno
• DILARANG Menaruh link Judi
• DILARANG Menaruh link MLM
untuk promosi blog silahkan gabung di https://www.facebook.com/groups/bloggerindoID/
Atas Perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan terimakasih